Berita & Info

Diskusi Wadir SKSG UI bersama BNPT dan Penggiat Isu Radikalisme

Uncategorized @id

Diskusi Wadir SKSG UI bersama BNPT dan Penggiat Isu Radikalisme

Selasa, 3 April 2018 bertempat di Hotel Alila Pecenongan, Wakil Direktur Sekolah Kajian Stratejik dan Global yang juga Ketua Pusat Riset Ilmu Kepolisian dan Terorisme Universitas Indonesia memenuhi undangan Direktorat Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme. Acara yang diselenggarakan oleh BNPT bertujuan memperoleh masukan dari para ahli tentang instrumen identifikasi yang disusun oleh Direktorat Deradikalisasi.

Pada sesi diskusi selama hampir tiga jam, Pak Benny panggilan akrab Irjen. Pol. (P) Dr. Benny Jozua Mamoto, S.H.,M.Si, mengurai strategi identifikasi kepada mantan narapidana, mantan teroris, keluarga dan jaringan.

Pak Benny memulai pemaparannya dengan bercerita tentang pengalaman sebagai penyidik Polri untuk kasus tindak pidana terorisme pada awal tahun 2000an. Pendekatan humanis menurut beliau sangat efektif untuk menggali informasi dan mendedah keterlibatan seorang tersangka dalam suatu kasus tindak pidana terorisme. Pak Benny yang juga pengajar di Program Studi Kajian Terorisme banyak berbagi tentang kecakapan teknis berupa trik trik memperoleh informasi dari para mantan narapidana dan mantan teroris.

Pada kesempatan sesi tanya jawab, salah satu penanya menanyakan bagaimana mengatasi kendala lapangan, yang seringkali bersifat transaksional. Tanggapan pun diberikan oleh Pak Benny dengan mengingatkan salah satu point penting yang perlu dihindari dalam proses pencarian informasi dan identifikasi adalah menjauhi dari hal hal yang bersifat transaksional. Ketika hal ini dilakukan oleh para pendamping yang turun ke lapangan, maka akan berefek panjang pada kerja kerja riset, pemberdayaan maupun identifikasi oleh pihak lain.

Kegiatan penyusunan instrumen identifikasi dihadiri oleh Direktur Deradikalisasi Prof. Irfan Idris, kalangan internal BNPT, penggiat masalah radikalisme dan terorisme, peneliti dan akademisi dari Universitas Indonesia, Wahid Institute, Incept dan lembaga lain yang beraktifitas di area isu radikalisme dan terorisme di Indonesia. (Red. MSQ)