Kuliah Umum “Arah Demokrasi Indonesia Pasca Pemilu 2019” Prof. Greg Barton (Alfred Deakin Institute)
April 22, 2019 2024-12-20 10:40Kuliah Umum “Arah Demokrasi Indonesia Pasca Pemilu 2019” Prof. Greg Barton (Alfred Deakin Institute)
Kuliah Umum “Arah Demokrasi Indonesia Pasca Pemilu 2019” Prof. Greg Barton (Alfred Deakin Institute)
Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) UI mengadakan kuliah umum di kampus UI Salemba, Jakarta hari Senin (15/4) lalu tepat sebelum berlangsungnya pemilu dengan tema Arah Demokrasi Indonesia Pasca Pemilu 2019. Kuliah umum ini mengundang Greg Barton, seorang profesor Alfred Deakin Institute yang berfokus pada politik Islam global.
Muhamad Syauqillah, Plt. Ketua Program Studi Kajian Terorisme sebagai pencetus kegiatan dan didapuk menjadi moderator mengatakan, tema ini sengaja diangkat sebelum pemilu untuk mengetahui proyeksi demokrasi Indonesia ke depannya dari kacamata outsider agar lebih objektif.
Greg Barton yang telah berpengalaman dalam penelitian Islam di Indonesia selama 20 tahun ini menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar kuliahnya. Ia mengawali acara dengan penekanan bahwa tidak ada yang pasti dalam politik.
Mewakili Direktur Sekolah Kajian Stratejik dan Global, Dr. Henny S. Drajati, Plh Ketua Program Studi Kajian Wilayah Eropa memberikan apresiasi kepada Prof. Greg yang telah menjadi pemerhati Indonesia dan bersedia memberikan pandangannnya kepada bangsa Indonesia mengenai arah demokrasi negeri yang kita cintai ini.
Bila berkaca pada dunia Islam, maka Indonesia, Turki dan Tunisia menjadi representasi dalam demokrasi. Meskipun bukan negara Islam yang menggunakan syariah sebagai sistem pemerintahan, namun mayoritas penduduk Indonesia dan Turki adalah Muslim. Terlebih Indonesia memiliki penduduk Muslim terbanyak di dunia. Demokrasi di Tunisia sudah berhasil pasca Arab Spring, namun terpantuk pada masalah ekonomi. sedangkan Turki yang sudah lama menganut sistem demokrasi dan memiliki ekonomi yang kuat, harus kandas akibat perubahan konstitusi yang terjadi pada 2018 silam.
Untuk memahami demokrasi Indonesia ke depannya, maka perlu melihat pada konteks yang lebih luas. Demokrasi dan politik merupakan proyek yang tidak pernah selesai. Terlebih karena permasalahan baru, yaitu populisme yang sifatnya belum jelas. Ia dapat bertahan lama karena tren ataupun surut pada kurun waktu tertentu.
Demokrasi di Indonesia sempat dibungkam sebelum tahun 1998. Reformasi yang juga digerakkan oleh tokoh Islamis progresif seperti Amien Rais, Nurcholis Madjid dan Gus Dur, belum sampai pada bentuk demokrasi yang final. Namun proses transisi tersebut dalam 20 tahun ini berjalan dengan baik.
Pada pemilu 2019 ini, Greg Barton memaparkan bagaimana kedua paslon mengawali kontestasi kampanye. “Kedua pihak masing-masing memiliki kesempatan. Saya tidak akan bicara siapa yang akan menjadi presiden sebelum pemilu tanggal 17 April nanti,” tekannya.
Indonesia akan merayakan pesta demokrasi. Dengan segala perkembangan alur yang ada, baik populisme, kepanikan moral, dan Islam, Indonesia sudah seharusnya semakin dewasa dalam menghadapi demokrasi. Akademisi yang juga pecinta Indonesia ini pun berharap bahwa pemilu akan berlangsung dengan baik dan semakin mematangkan demokrasi di Indonesia.
Peserta seminar terdiri dari sivitas akademika Univeritas Indonesia, instansi, dan mahasiswa dari perguruan tinggi sejabodetabek. (red:Dhita Ayomi, pict: PW)
[ngg src=”galleries” ids=”15″ display=”basic_thumbnail” override_thumbnail_settings=”1″ thumbnail_width=”160″ thumbnail_height=”140″ number_of_columns=”4″]