Berita & Info

Kuliah Umum “Post Truth Literature and Trump Era”

Uncategorized @id

Kuliah Umum “Post Truth Literature and Trump Era”

Program studi Kajian Wilayah Amerika pada Rabu (11/09/2019) bekerja sama dengan Bharatidasan University India menyelenggarakan kuliah umum dengan tema “Post Truth Literature and Trump Era”. Kuliah umum ini menghadirkan seorang profesor yang ahli dalam bidang literatur yaitu Associate Professor Dr. Abdul Mohamed Ali Jinnah dipandu oleh Ketua Program Studi Kajian Wilayah Amerika Universitas Indonesia Bayu Kristianto, Ph.D. Bertempat di Aula Gedung IASTH Lantai 3 Kampus Salemba Universitas Indonesia, kuliah umum ini dihadiri oleh berbagai peserta dengan latar belakang yang berbeda-beda.

Kemudian Dr. Abdul memulai paparan kuliah umumnya dengan menyatakan bahwa saat ini kita telah memasuki era post truth dimana kebenaran itu sulit sekali ditemukan, dimana kebenaran adalah sesuatu yang diyakini oleh kelompok mayoritas. Dr. Abdul mengungkapkan bahwa Donald Trump merupakan salah satu politisi yang menggunakan “fear/rasa takut” untuk mendapatkan pemilih saat pemilu, dan berhasil. Trump merupakan contoh nyata dari keberhasilan bahasa politik post truth. Post truth sangat erat kaitannya dengan literatur karena pada masa-masa sebelumnya Nietzsche berpendapat bahwa manusia menciptakan kebenaran tentang dunia melalui penggunaan metafora, mitos, dan puisi. Literatur menjadi media untuk menyebarkan gagasan yang ingin diyakini oleh khalayak.

Dr. Abdul juga mencontohkan tokoh-tokoh yang gagasannya sulit untuk dipercaya seperti halnya karya Samuel Huntington yang fenomenal yaitu “Clash of Civilization” ditentang banyak pihak pada era tersebut, namun saat ini menjadi sebuah kenyataan bahwa manusia terpecah belah karena perbedaan etnis, agama, ras, dan budaya.

Dr. Abdul mengungkapkan bahwa selama ini orang yang berbeda atau “the other” yang selalu menjadi sasaran dari diskriminasi di era post truth, terutama setelah peristiwa serangan WTC 9 September 2001 dimana orang Islam dikambinghitamkan atas kejadian tersebut. Kemudian setelah kejadian tersebut, orang Islam diidentikkan dengan teroris, meskipun aksi teror tidak selalu dilakukan oleh orang Islam. Hal tersebut merupakan sebuah post truth yang diyakini oleh kaum mayoritas di negara-negara Barat terutama Amerika Serikat.

Namun, Dr. Abdul optimis bahwa Trump akan terpilih lagi menjadi presiden Amerika Serikat pada tahun 2020 mendatang atas konsistensinya menyampaikan pidato-pidato yang meyakinkan meskipun tidak terjamin kebenarannya tetapi pada akhirnya mampu menggiring suara. Paparan dari pembicara menarik minat para peserta yang kemudian banyak mengajukan pertanyaan sehingga menciptakan diskusi yang sangat hidup. Direktur Sekolah Kajian Stratejik dan Global Dr. Muhammad Luthfi Zuhdi menyatakan bahwa sudah menjadi tugas akademisi untuk mendalami dan mengkaji isu-isu terkini baik isu nasional maupun internasional.

(Foto kegiatan: https://drive.google.com/drive/folders/1vlEx3Q3-9VnBzWtUGCF5mX7EXJan2OtE?usp=sharing )

(pict: PW)