Berita & Info

FGD: Outlook Indonesia Sebagai Negara Arsipelago Menuju 2045 “Membangun Kekuatan & Kemampuan Pertahanan Laut Indonesia”

BeritaFGD

FGD: Outlook Indonesia Sebagai Negara Arsipelago Menuju 2045 “Membangun Kekuatan & Kemampuan Pertahanan Laut Indonesia”

FGD: Outlook Indonesia Sebagai Negara Arsipelago Menuju 2045 “Membangun Kekuatan & Kemampuan Pertahanan Laut Indonesia”

Jakarta – Sekolah Kajian Stratejik dan Global menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) tahap kedua mengenai “Outlook Indonesia Sebagai Negara Arsipelago Menuju 2045” yang bertajuk “Membangun Kekuatan & Kemampuan Pertahanan Laut Indonesia” yang dinarasumberi oleh Laksamana TNI Muhammad Ali, S.E, M.M, M.Tr Opsla.

Focus Group Discussion (FGD) dilaksanakan secara daring (online) melalui platform Zoom Meeting pada Senin (20/03) yang diawali oleh sambutan dari Ketua Komite Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) yakni Dr. Elizabeth Kristi Poerwandari, M.Hum yang dilanjut oleh sambutan dari Bapak Athor Subroto, S.E, M.M, M.Sc, Ph.D selaku direktur Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) berharap agar momen ini dapat memberikan kajian serta rekomendasi strategis untuk topik “Indonesia Sebagai Negara Arsipelago” mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan yang tergolong sangat besar di dunia.

Laksamana TNI Muhammad Ali, S.E, M.M, M.Tr Opsla selaku narasumber memulai Focus Group Discussion (FGD) dengan memaparkan visi Indonesia 2045 dan visi negara maritim. Kemudian dilanjut dengan memaparkan strategi pertahanan maritim Indonesia serta strategi pertahanan laut Nusantara. Selepas itu, ia menampilkan grand design TNI AL yang lalu ditutup oleh kesimpulan dari materinya yang telah ia paparkan.

“Jati diri kita sebagai bangsa yang bahari yang kejayaannya ada di laut.” ujar  Laksamana TNI Muhammad Ali. Kemudian ia menyimpulkan bahwa visi negara Indonesia tahun 2025 untuk menjadi negara maritim yang kuat dan berdaya saing tinggi di dunia dapat diwujudkan jika seluruh komponen kekuatan Indonesia di Integrasikan sebagai kepulauan berkarakter maritim. Upaya tersebut dilaksanakan melalui pembangunan kekuatan Trimatra TNI yang sinergis & bervisi maritim, pembangunan infrastruktur maritim dan armada niaga yang berwawasan pertahanan, pengembangan karakter bangsa Indonesia sebagai bangsa maritim, serta mendorong kebijakan pemerintah yang memiliki Maritime Mindset.

Focus Group Discussion (FGD) diakhiri dengan penyerahan sertifikat oleh Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, M.Si., M.M., Psikolog selaku Ketua Komisi Guru Besar Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia kepada Laksamana TNI Muhammad Ali, S.E, M.M, M.Tr. Opsla. “Sudah 66 (enam puluh enam) tahun sejak Deklarasi Juanda kita masih belum bergerak.” ujar Prof. Reni. Dalam sambutan penutup singkat tersebut, ia mengingatkan bahwa tahun 1957 Perdana Menteri Djuanda telah mendeklarasikan Archipelagic State. UNCLOS 1982 sudah lebih memperjelas dan memantapkan kedudukan RI tentang negara kepulauan. Dapat disimpulkan bahwa kita telah meratifikasi, namun perangkat dalam setiap aspek yang harus diisi oleh pemerintah masih belum banyak yang terpenuhi.

Penulis: Shahnaz Zavira