Hasil Tracer Study Sekolah Kajian Stratejik dan Global: Meningkatkan Relevansi Lulusan dengan Kebutuhan Industri
September 27, 2024 2024-12-20 10:40Hasil Tracer Study Sekolah Kajian Stratejik dan Global: Meningkatkan Relevansi Lulusan dengan Kebutuhan Industri
Hasil Tracer Study Sekolah Kajian Stratejik dan Global: Meningkatkan Relevansi Lulusan dengan Kebutuhan Industri
Sekolah Kajian Stratejik dan Global melakukan Pelacakan Kelulusan (Tracer Study) melalui Direktorat Pengembangan Karir dan Hubungan Alumni (DPKHA), yang dilakukan secara rutin setiap tahunnya untuk lulusan TS-1. Selain dilakukan untuk memperoleh umpan balik oleh alumni, Tracer Study juga dilakukan untuk menyoroti kualitas dan relevansi lulusan di dunia kerja. Studi yang dilakukan pada lulusan tahun 2023 ini bertujuan untuk memetakan perkembangan karier, tingkat kepuasan terhadap program pendidikan, serta sejauh mana lulusan berkontribusi pada sektor industri, pemerintahan, dan masyarakat.
Berdasarkan hasil Tracer Study yang dilakukan oleh Sekolah Kajian Stratejik dan Global, terdapat perubahan komposisi gender lulusan selama tiga tahun terakhir. Pada tahun 2021, mayoritas lulusan didominasi oleh laki-laki, dengan persentase sebesar 65%, dan lulusan perempuan berjumlah 35%. Namun, pada tahun 2022, terjadi perubahan signifikan di mana komposisi lulusan perempuan dan laki-laki hampir sama, dengan jumlah lulusan perempuan sebesar 51% dan laki-laki sebanyak 49%. Kemudian pada tahun 2023, kembali terjadi peningkatan lulusan laki-laki dengan persentase mencapai 67%, sedangkan perempuan menurun menjadi 33%. Data ini menunjukkan adanya fluktuasi komposisi gender pada lulusan Sekolah Kajian Stratejik dan Global (lihat Gambar 1).
Gambar 1. Komposisi lulusan berdasarkan gender
Pada grafik dibawah (lihat Gambar 2), terdapat beberapa metode yang menjadi fokus utama dalam proses belajar-mengajar di Sekolah Kajian Stratejik dan Global. Metode diskusi menjadi yang paling ditekankan dengan skor penilaian 4.5, dan dilanjutkan oleh Research Based Learning dengan skor 4.4. Metode lain seperti Problem Based Learning, Collaborative Learning, dan Pembelajaran Jarak Jauh (EMAS), ketiganya mendapatkan skor 4.3, hal tersebut menandakan pentingnya penerapan metode pembelajaran yang berbasis penelitian dan interaktif.
Secara keseluruhan, Sekolah Kajian Stratejik dan Gloal memberikan penekanan besar pada metode yang mendorong interaksi, kolaborasi, dan pembelajaran berbasis pengalaman, dengan rata-rata skor di atas 4 dari 5.
Gambar 2. Penekanan metode pembelajaran
Terkait dengan kondisi fasilitas belajar di Sekolah Kajian Stratejik dan Global pada tahun 2023, menunjukkan bahwa terdapat dua fasilitas yang mendapatkan apresiasi tinggi dari lulusan, yaitu perpustakaan dengan skor 4.4, menandakan bahwa mahasiswa sangat puas dengan kualitas layanan perpustakaan. Serta teknologi informasi dan komunikasi serta penerapan K3L (Kesehatan, Keselamatan, Keamanan, dan Lingkungan) dengan skor masing-masing 4.3.
Secara keseluruhan, hasil ini menunjukkan bahwa mayoritas fasilitas belajar di Sekolah Kajian Stratejik dan Global berada dalam kondisi baik hingga sangat baik, mendukung kenyamanan dan kualitas proses pembelajaran.
Gambar 3. Kondisi Fasilitas Belajar
Berdasarkan grafik dibawah (lihat Gambar 4), sebagian besar responden (57.1%) bekerja di instansi pemerintah, termasuk BUMN. Jenis tempat pekerjaan lainnya yang dipilih responden yaitu:
- 9% bekerja di kategori “lainnya”.
- 3% responden bekerja di perusahaan atau institusi swasta.
- 3% responden memilih untuk berwirausaha atau mendirikan perusahaan sendiri.
- Terakhir, 2.4% responden bekerja di organisasi non-profit atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar lulusan atau responden lebih memilih bekerja di sektor pemerintahan, baik itu di instansi negara maupun BUMN, sementara sektor swasta dan wirausaha memiliki persentase yang lebih kecil.
Gambar 4. Kondisi Fasilitas Belajar
Pada tahun 2021, sebagian besar responden bekerja di tingkat nasional dengan persentase 72%, kemudian 17% bekerja di tingkat lokal/wilayah, dan 10% bekerja di perusahaan multinasional atau internasional. Pada tahun 2022, terjadi penurunan persentase responden yang bekerja di tingkat nasional menjadi 55%, sementara jumlah responden yang bekerja di tingkat lokal/wilayah naik menjadi 22%. Pekerjaan di perusahaan multinasional atau internasional juga mengalami kenaikan menjadi 22%. Pada tahun 2023, persentase responden yang bekerja di tingkat nasional mengalami penurunan menjadi 50%, sementara yang bekerja di tingkat lokal/wilayah meningkat menjadi 31%. Untuk pekerjaan di perusahaan multinasional atau internasional, persentasenya menurun sedikit menjadi 19%. Secara keseluruhan, terlihat bahwa pekerjaan di tingkat nasional masih menjadi pilihan mayoritas lulusan selama tiga tahun tersebut (lihat Gambar 5).
Gambar 5. Tingkat tempat bekerja