International Conference on Interdisciplinary Terrorism and Extremism Studies in Europe, Asia, and Africa (ICITES) 2025 Sukses Dilaksanakan
January 25, 2025 2025-01-28 5:21International Conference on Interdisciplinary Terrorism and Extremism Studies in Europe, Asia, and Africa (ICITES) 2025 Sukses Dilaksanakan
International Conference on Interdisciplinary Terrorism and Extremism Studies in Europe, Asia, and Africa (ICITES) 2025 Sukses Dilaksanakan
Wina, 24 Januari 2025 – Konferensi Internasional Studi Interdisipliner tentang Terorisme dan Ekstremisme di Eropa, Asia, dan Afrika berlangsung dengan sukses pada Jumat, 24 Januari 2025, di Wina. Acara bergengsi ini mempertemukan para pakar, akademisi, dan pembuat kebijakan terkemuka untuk membahas tantangan mendesak dan dinamika yang terus berkembang terkait terorisme dan ekstremisme di tiga benua.
Prof. Ednan Aslan, selaku Ketua Konferensi sekaligus perwakilan dari Universitas Wina sebagai tuan rumah, menyampaikan terima kasihnya kepada panitia penyelenggara, termasuk panitia dari Universitas Indonesia, Universitas Lagos, dan Prof. Dr. Dele Ashiru. Beliau juga memberikan apresiasi kepada Dr. Athor Subroto, Direktur Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, yang turut hadir dalam acara tersebut. Konferensi ini secara resmi dibuka oleh sejumlah tokoh penting, termasuk perwakilan dari Kementerian Dalam Negeri Austria dan Omar Haijawi-Pirchner, Kepala Direktorat Perlindungan Negara dan Dinas Intelijen. (Head of the Directorate for State Protection and Intelligence Service.)
Dalam pidato pembukaannya yang berjudul “Means to a World Without Terror”, Dr. Athor Subroto menekankan kebutuhan global akan strategi berkelanjutan untuk melawan terorisme. Berdasarkan pengalaman global dan Indonesia dalam menghadapi insiden teror, beliau menyoroti pentingnya pengetahuan yang maju, penelitian yang berdampak, dan tata kelola yang berlandaskan nilai untuk memberantas ekstremisme dan terorisme. Beliau memperkenalkan program Studi Terorisme di Sekolah Kajian Stratejik dan Global, yang merupakan satu-satunya program sejenis di Asia Tenggara, serta kontribusinya seperti Indeks Terorisme Dunia, alat komprehensif yang mengukur tingkat keamanan dan dampak teror secara global. Dr. Subroto juga menekankan pentingnya kolaborasi interdisipliner dan internasional, dengan menyatakan bahwa kemitraan seperti antara Universitas Wina, Universitas Lagos, dan Universitas Indonesia adalah contoh kerja sama akademik yang setara untuk mengatasi tantangan keamanan global. Pidatonya ditutup dengan pesan harapan, menegaskan pentingnya memupuk perdamaian, keadilan, dan kemitraan untuk menciptakan masa depan yang lebih aman. Beliau juga mengucapkan terima kasih kepada para sponsor, termasuk Der Pragmaticus dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Wina, atas dukungan mereka dalam menyukseskan konferensi ini.
Prof. Dr. Dele Ashiru menyampaikan rasa terima kasihnya atas kerja sama seluruh panitia dan ketiga universitas yang telah berhasil menyelenggarakan konferensi ini. Beliau menyoroti pentingnya kerja sama akademik seperti ini dalam menghadapi isu-isu global. Prof. Ashiru juga mengangkat kasus-kasus terorisme di Nigeria, seperti penculikan siswi Chibok oleh Boko Haram pada tahun 2014 dan pemboman gereja di Abuja pada tahun 2012. Tragedi ini, menurutnya, menunjukkan perlunya upaya berkelanjutan untuk memahami dan melawan terorisme melalui studi interdisipliner dan kemitraan internasional.
Acara yang inovatif ini mencerminkan komitmen Universitas Wina, Universitas Lagos, dan Universitas Indonesia dalam memajukan keamanan global dan penelitian interdisipliner. Bersama-sama, mereka bertujuan untuk menciptakan wawasan dan rekomendasi kebijakan yang dapat diimplementasikan untuk menghadapi tantangan kompleks terorisme dan ekstremisme di dunia yang terus berubah. Konferensi ini akan berlanjut selama dua hari ke depan dengan diskusi panel, lokakarya, dan presentasi oleh akademisi dan praktisi terkemuka dari Eropa, Asia, dan Afrika. Topik utama yang akan dibahas meliputi peran teknologi dalam penanggulangan terorisme, akar sosial dan psikologis ekstremisme, serta strategi untuk memperkuat ketahanan masyarakat yang terdampak.