Kuliah Umum Asisten Sumber Daya Manusia Kapolri: Tantangan SDM Polri di Era Milenial
October 24, 2019 2024-12-20 10:40Kuliah Umum Asisten Sumber Daya Manusia Kapolri: Tantangan SDM Polri di Era Milenial
Kuliah Umum Asisten Sumber Daya Manusia Kapolri: Tantangan SDM Polri di Era Milenial
Selasa (22/10/2019) Program Studi Kajian Ilmu Kepolisian UI bekerja sama dengan Kepolisian Republik Indonesia menyelenggarakan kuliah umum Asisten Sumber Daya Manusia Kapolri yaitu Irjen. Pol. Dr. Eko Indra Heri, MM, dengan tema Tantangan Sumber Daya Manusia Polri di Era Milenial.
Peserta kuliah umum terdiri dari mahasiswa dan Alumni Prodi Kajian Ilmu Kepolisian, mahasiswa di Beberapa kampus Se-jabodetabek, tamu undangan, para dosen KIK, mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian, civitas akademika Universitas Indonesia serta masyarakat umum pemerhati perkembangan Polri. Ketua Program Studi Kajian Ilmu Kepolisian Abdul Muta’ali, Ph.D. membuka kuliah umum.
As SDM Polri memaparkan berbagai peranan sentral pengelolaan sumber daya manusia Polri. Di antaranya sebagai pintu masuk pertama bagi masyarakat umum sebelum masuk bergabung menjadi anggota Polri, posisi ini memainkan peranan strategis bagi perekrutan Polri yang amat berhubungan dengan kebutuhan keahlian Polri dan juga penganggaran yang mesti benar-benar menjadi perhatian untuk memaksimalkan efisiensi kinerja Polri. Demikian pula peranan pengelolaan SDM Polri secara internal misalnya pendidikan, pemantauan, dan mutasi jabatan bagi anggota Polri. Tugas tersebut adalah untuk memastikan bahwa kinerja Polri dapat berjalan dengan baik sesuai dengan keahlian dan pertimbangan pengembangan karier anggota.
Selanjutnya narasumber memaparkan perkembangan dan tantangan yang dihadapi Polri dalam mengelola dan merekrut sumber daya manusia. Salah satunya ialah perihal rekrutmen anggota Polri yang semakin hari semakin membutuhkan input anggota dengan keahlian-keahlian khusus. Perkembangan zaman menuntut keahlian-keahlian khusus yang tidak hanya bersifat mutakhir dan menyesuaikan dengan perkembangan teknologi seperti kebutuhan dokter spesialis, ahli teknologi informasi dan keamanan siber, dan penerbang untuk pesawat-pesawat yang baru dibeli oleh Polri namun juga tugas-tugas sederhana namun krusial dan perlu diisi seperti petugas memasak di lapangan. Posisi-posisi tertentu tidak dapat serta merta diisi oleh lulusan Akademi Kepolisian yang diproyeksikan menjadi pimpinan dan perwira Polri, melainkan dari sumber-sumber rekrutmen di bawahnya.
Pendekatan dan perkembangan kebutuhan sumber daya manusia Polri tersebut sejalan dengan konsep lama Adam Smith yang dikenal dengan istilah division of labor. Dalam versi Smith untuk memaksimalkan jalannya suatu produksi maka pekerja dibagi-bagi dalam tugas khusus yang spesifik dan fokus ditekuni sebagai suatu keahlian. Dengan demikian efektivitas dan efisiensi kerja dapat tercapai. Istilah ini kemudian juga dipinjam oleh Tom Nichols dalam menjelaskan fenomena dunia dewasa ini, banyak di antara kaum muda menerima doktrin yang keliru seperti “semua orang bisa menjadi apapun”, padahal dalam dunia nyata “semua orang tidak bisa menjadi apapun” dalam konteks pembagian kerja. Bila tidak ada bintara yang bertugas memasak dengan baik, maka bagaimana nasib anggota Polri yang harus mengawal demonstrasi berkepanjangan belakangan ini? Demikian contoh sederhana Asisten SDM Kapolri dalam kuliah umum tersebut.
Asisten SDM Kapolri juga menjelaskan filosofi yang ia kembangkan dalam mengelola SDM Polri sehingga dapat merekrut kebutuhan persis seperti yang dibutuhkan Polri. Filosofi yang digunakan Irjen. Eko Heri ialah filosofi penjahit, artinya sebagai pengelola SDM Polri dengan berbagai tantangan zaman mestinya SDM Polri tidak sekedar menjadi penyedia ukuran seragam tunggal yang mengharuskan setiap orang yang masuk sesuai dengan ukuran tunggal tersebut, melainkan semestinya SDM Polri melihat kebutuhan riil dan menyesuaikan ukuran seragam agar dapat digunakan oleh siapa saja. Tentu maksudnya ialah rekrutmen anggota Polri dengan standardisasi tertentu namun tetap berfokus pada substansi kebutuhan, beliau mencontohkan dengan seorang dokter spesialis yang telah berkeluarga dan menggunakan kaca mata diterima sebagai anggota Polri karena kebutuhan dan keahliannya yang spesifik. Maka masa depan rekrutmen Polri akan berubah sesuai dengan perkembangan dan tantangan zaman.
Tantangan zaman lainnya yang disebutkan ialah tantangan gaya hidup dan karakter generasi kekinian. Semakin bergesernya generasi mulai dari baby boomers hingga generasi hari ini membuat model-model anggota Polri juga semakin bergeser. Karakteristik yang khas dari generasi kini ialah lebih menyukai hal-hal yang mudah dan instan, hal ini sejalan dengan perkembangan teknologi yang telah menjadi warna kehidupan generasi kini sejak lahir. Kondisi ini perlu diantisipasi dalam menyiapkan anggota Polri yang profesional dan hal tersebut merupakan tanggung jawab SDM Polri. Selain itu juga diperlukan kemampuan kepemimpinan dalam mengelola SDM Polri secara khusus dan secara umum seluruh satuan Polri, menurut Irjen. Eko Heri, hari ini diperlukan pendekatan kepemimpinan yang mudah diakses dan memimpin dari hati, sehingga seorang pimpinan disegani bukan sekedar karena jabatannya melainkan juga karena pribadinya yang dekat dan dapat diakses oleh bawahan. Oleh sebab itu pengembangan sumber daya Polri ke arah ini juga mesti terus dipupuk.
Tantangan masa depan dari polisi di Indonesia ialah perbandingan pada negara-negara yang polisinya telah bergeser dari lapangan ke kantor-kantor kendali digital. Narasumber mencontohkan Singapura yang polisinya telah banyak berada di kantor kendali digital ketimbang di lapangan, di Indonesia hal ini masih sulit dilakukan sekalipun tantangan siber dan digital juga tidak kalah berkembang. Sebabnya ialah budaya hukum masyarakat, artinya Polri juga secara tidak langsung merupakan cerminan masyarakat Indonesia. Masyarakat kerap kali melakukan pelanggaran-pelanggaran sederhana bila tidak ada petugas polisi di jalan, sedangkan sebaliknya bila secara fisik terdapat petugas di lapangan maka ketaatan lebih menjadi pilihan. Oleh sebab itu budaya hukum masih menjadi sebuah tantangan dalam pengembangan Polri dan sumber daya manusianya ke depan. Sebagai penutup dilaksanakan sesi tanya jawab dan pembagian hadiah sepeda dari AS SDM Kapolri kepada para penanya. Terakhir Wakil Direktur Sekolah Kajian Stratejik dan Global UI Athor Subroto, Ph.D menyerahkan kenang-kenangan sebagai tanda terima kasih atas kesediaan Irjen. Pol. Dr. Eko Indra Heri, MM bergabung dan memberi kuliah umum di Universitas Indonesia.
(red:Prakoso Permono)
[ngg src=”galleries” ids=”22″ display=”basic_thumbnail” override_thumbnail_settings=”1″ thumbnail_width=”160″ thumbnail_height=”120″ number_of_columns=”4″ show_slideshow_link=”0″]