Membangun Motivasi untuk Ketahanan Pangan Keluarga Berketahanan Iklim serta Produktivitas Hijau
December 4, 2024 2024-12-20 10:40Membangun Motivasi untuk Ketahanan Pangan Keluarga Berketahanan Iklim serta Produktivitas Hijau
Membangun Motivasi untuk Ketahanan Pangan Keluarga Berketahanan Iklim serta Produktivitas Hijau
Ketahanan pangan keluarga adalah salah satu hal mendasar bagi kelangsungan hidup dan kesejahteraan masyarakat. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2 yaitu Tanpa Kelaparan menitikberatkan bukan hanya menghilangkan kelaparan saja, tetapi juga mencapai ketahanan pangan dan gizi yang baik yang didukung oleh pertanian yang berkelanjutan. Karena nilai strategis ini, Pengabdian Masyarakat (Pengmas) dari Klaster Riset Studi Islam, Psikologi, Pendidikan, dan Sosial Budaya (KR SI2PSB) dari Sekolah Kajian Strategis dan Global Universitas Indonesia (SKSG UI) pada 2-3 Desember 2024 mengusung tema Pertanian Tangguh Berketahanan Iklim serta Ketahanan Pangan Keluarga dan Produktivitas Hijau di Pulau Untung Jawa dengan mengadakan sejumlah pelatihan singkat.
Pengabdian Masyarakat yang didukung oleh Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta khususnya Suku Dinas Lingkuhan Hidup Kabupaten Kepulauan Seribu serta Kelurahan Pulau Untung Jawa ini adalah kelanjutan penelitian sebelumnya. Hasil penelitian pada 2023 menunjukkan bahwa ketahanan pangan di Pulau Untung Jawa cukup baik karena tersedianya sumber daya pangan laut terutama ikan, kedekatan lokasi pulau dengan pulau besar (Jawa), layanan transportasi yang ada, serta kemudahan membeli pangan jika dana tersedia. Namun demikian, kondisi ketahanan pangan di Pulau Untung Jawa perlu mendapatkan perhatian terkait asupan zat gizi mikro. Oleh sebab itu, intervensi dalam menjamin kelangsungan ketersediaan pangan sehat dan bergizi dapat dilakukan dengan meningkatkan pasokan nutrisi dari pekarangan terbatas dengan sistem pertanian tangguh yang dapat menjembatani keterbatasan lahan dan air, serta lebih berketahanan iklim. Diharapkan, dengan ketersediaan tambahan bahan pangan cepat panen serta pelibatan masyarakat, terutama kaum muda, maka kondisi kesehatan penduduk Pulau Untung Jawa akan dapat lebih meningkat, sekaligus menyediakan alternatif sayuran produktif yang dapat menghemat pengeluaran rumah tangga. Di masa depan, kelebihan hasilnya pun dapat dimanfaatkan untuk kegiatan ekonomi serta penunjang pariwisata.
Dalam kegiatan Pengabdian Masyarakat ini, Prof. Dr. Lydia Freyani Hawadi, M.Si, M.M., Psikolog – Ketua Klaster Riset SI2PSB dari SKSG UI menekankan pentingnya motivasi pemuda dari Karang Taruna yang didukung unsur masyarakat lainnya. Sementara Dr. Prisca Delima memberikan masukan terkait ketahanan pangan keluarga dan produktivitas hijau. Di sisi lain, R.B. Sutarno memberikan contoh praktis dalam uji coba pertanian, sedangkan Yuliana Sujirah mengajak bersama mengolah hasil pertanian yang ditanam.
Saat Pengabdian Masyarakat, selain bertanam di lahan yang ada, pelatihan juga diberikan dengan memanfaatkan galon dan botol bekas dengan teknik inovatif sehingga memungkinkan penduduk melakukan pertanian urban di lahan yang sangat terbatas. Bibit pun sengaja dipilih yang dapat tumbuh dengan mudah dan cepat. Bahan pangan seperti bayam brazil, okra, pegagan, kucai, daun bawang, belum banyak dimanfaatkan sebagai bahan pangan lokal, sehingga pengolahan hasil pangan pun diajarkan. Dengan demikian, selain mengenalkan rasa dan manfaat tanaman yang ditanam, peserta pun diharapkan dapat langsung memanfaatkan hasil panen mereka. Dengan adanya pelatihan dan percontohan ini, peserta diharapkan dapat mengenal, membudidayakan dan menyebarluaskan bibit yang ada, mengolah hasil panen, serta memanfaatkan lebih lanjut dengan kreativitas lokal.
Pelatihan yang diberikan ini mendapatkan sambutan hangat dari peserta yang sangat bersemangat dalam melakukan uji coba, bahkan langsung mendapatkan pesanan makanan olahan saat disiarkan di grup media sosial pulau. Dengan Pengmas ini, pemberi pelatihan berharap bahwa contoh teknologi alternatif yang diberikan seperti tong pembuat kompos dan pupuk cair, pembuatan wadah untuk pertanian urban lahan terbatas, disertai dengan bibit yang diberikan dapat berguna dan mendukung ketahanan pangan keluarga serta produktivitas hijau di Pulau Untung Jawa. Peserta pelatihan pun diharapkan dapat menghasilkan kebutuhan kompos dan pupuk cair, serta melakukan pertanian urban secara mandiri dan berkelanjutan. Motivasi telah diberikan disertai contoh agar peserta dapat memulai pertanian tangguh yang berketahanan iklim. Seiring berjalannya waktu, kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan asupan pangan sehat dan bergizi bagi penduduk pulau karena sejumlah alternatif sayuran lokal bisa dengan mudah didapat tanpa harus membeli.