Perkuat Ekosistem Kerja Sama Riset, SKSG-UI Gelar Konferensi Internasional ke-9 di Jepang
July 22, 2025 2025-07-22 6:05Perkuat Ekosistem Kerja Sama Riset, SKSG-UI Gelar Konferensi Internasional ke-9 di Jepang
Kyushu 19 Juli 2025, Jepang – Universitas Indonesia (UI) melalui Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) kembali mengukuhkan posisinya dalam dunia akademik internasional dengan menyelenggarakan The 9th International Conference on Strategic and Global Studies (ICSGS). Konferensi ini, digelar di Kyushu International University, Jepang, sebagai bentuk kerja sama strategis antara UI dan mitra universitas internasional. Konfrensi tahun ini mengusung tema “Development Transition and Social Change in Japan and Asia: Building Sustainability, Innovation, & Global Partnerships for a Thriving Future” , ICSGS ke-9 menjadi ajang penting bagi akademisi, peneliti, dan pengambil kebijakan untuk berdiskusi mengenai tantangan dan peluang pembangunan berkelanjutan di kawasan Asia, khususnya Jepang dan Indonesia.

Konferensi ini dihadiri oleh 55 peserta secara luring (offline) dan 44 peserta secara daring (online). Selain itu, tercatat lebih dari 45 institusi luar negeri ikut berpartisipasi dalam konferensi ini, menunjukkan antusiasme dan pentingnya isu-isu strategis yang diangkat. Peserta dari luar negeri berasal dari berbagai Universitas Utrecht University (Belanda), Jiangxi University of Finance and Economics (Tiongkok), Chuo University (Jepang), Kyushu International University, Hiroshima Bukyou University, dan Social Sciences University of Ankara (Turki) dan lain-lain. Sementara dari dalam negeri, turut hadir perwakilan dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Airlangga, Universitas Padjadjaran, Universitas Negeri Semarang, dan UIN Malang dan lain-lain. Tidak hanya perguruan tinggi, instansi pemerintah seperti BRIN, Bappeda, Hashimoto Foundation (Jepang) dan organisasi profesional juga turut terlibat.
Dalam sesi keynote speech, Prof. I Ketut Surajaya menyampaikan pentingnya memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Jepang melalui jalur akademik dan riset. Menurutnya, kerja sama pendidikan tinggi memiliki peran besar dalam membentuk masa depan kawasan Asia yang lebih inklusif, inovatif, dan berkelanjutan. Sementara itu, dalam sesi penutupan, Prof. Fuad Gani menegaskan bahwa kegiatan seperti ICSGS perlu mendapatkan dukungan konkret dari kedua institusi, baik dari UI maupun KIU. “Kegiatan seperti ini harus mendapatkan dukungan dari pihak kedua universitas agar dapat membangun ekosistem kerja sama riset untuk masa depan,” ujarnya. Selain itu Dr. Husnul selaku ketua panitia dalam konfrensi ini mengungkapkan “Peserta konfrensi saat ini, terlihat lebih antusias untuk berjejaring, saling membuka diri membuka jaringan kolaborasi Internasional” ungkapnya.
Konferensi ini tidak hanya menjadi ajang pertukaran gagasan, tetapi juga memperkuat diplomasi akademik Indonesia di mata dunia. Melalui platform ini, UI menunjukkan komitmennya untuk mendorong kolaborasi riset lintas negara yang dapat menjawab tantangan global, seperti perubahan iklim, transformasi digital, dan ketimpangan sosial. ICSGS ke-9 membuktikan bahwa kolaborasi internasional bukan hanya sekadar wacana, tetapi aksi nyata menuju masa depan Asia yang lebih tangguh, inovatif, dan berdaya saing global. Kegiatan ini diharapkan menjadi landasan untuk kerja sama-kerja sama selanjutnya yang lebih konkret, berdampak, dan berkelanjutan.
