Berita & Info

Peran Perempuan dalam Penanganan Bencana

foto3
Berita

Peran Perempuan dalam Penanganan Bencana

Banjarmasin, 01 September 2024 – Sebagai upaya meningkatkan kesadaran dan keterlibatan perempuan dalam penanganan bencana, Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (SKSG UI) melakukan kolaborasi dengan Aisyiyah Cabang 11 Banjarmasin untuk menyelenggarakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat berupa penyuluhan dengan tema “Peran Perempuan dalam Penanganan Bencana” pada hari Minggu, 01 September 2024 yang berlokasi di Masjid Al-Muflihun, Jalan Kendedes 3, Beruntung Jaya, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Kegiatan ini dihadiri oleh anggota Aisyiyah Cabang 11 Banjarmasin dan masyarakat setempat, dengan fokus utama pada pemberdayaan perempuan dalam situasi darurat bencana pada 3 fase, yaitu fase pra-bencana (persiapan), saat bencana, dan pasca bencana. Dalam kegiatan ini, Ibu Prof. Dr. Eva Achjani Zulfa, S.H., M.H. selaku Wakil Direktur SKSG UI dan Ibu Dr. Phil. in Eng. Irene Sondang Fitrinitia selaku dosen Program Studi Kajian Pengembangan Perkotaan SKSG UI, memberikan materi mengenai pentingnya peran perempuan dalam berbagai tahap penanganan bencana, mulai dari kesiapsiagaan, respons, hingga pemulihan pasca bencana. “Perempuan menjadi tonggak untuk menyeimbangan hidup berdampingan dengan alam, dengan menanamkan sikap peduli lingkungan kepada anggota keluarga,” ujar Prof. Dr. Eva Achjani Zulfa, S.H., M.H.

Pada tahap pra-bencana (persiapan) hal-hal yang dapat dilakukan yaitu dengan menyimpan semua dokumen penting dalam emergency bag, tidak hanya dokumen, juga terdapat makanan, baju ganti, obat-obatan, dan air mineral. Karena banjir merupakan bencana yang dominan terjadi di Banjarmasin, oleh karena itu pada tahap persiapan juga penting melakukan pengelolaan sampah dan penyuluhan terkait pembuangan sampah pada tempatnya.

Kemudian pada tahap saat bencana, penting untuk melakukan komunikasi dengan pimpinan di wilayah setempat, untuk menyampaikan kondisi terkini dari bencana yang terjadi. Sedangkan pada saat pasca bencana, selain melakukan recovery dari dampak bencana, penting dilakukan untuk tetap menjaga program-program yang sebelumnya telah dilakukan pada saat persiapan. “Masyarakat harus mampu beradaptasi dari berbagai kemungkinan dampak bencana yang muncul,” kata Dr. Phil. in Eng. Irene Sondang Fitrinitia.

Dr. Phil. in Eng. Irene Sondang Fitrinitia menyatakan bahwa perempuan memiliki peran sentral dan strategis dalam penanganan bencana, terutama dalam hal mendistribusikan bantuan, mengorganisir komunitas, mendistribusikan bantuan, dan memberikan dukungan psikologis kepada korban. “Dengan penyuluhan ini, kami berharap perempuan dapat lebih siap dalam menghadapi situasi darurat, serta mampu berkontribusi lebih dalam penanganan bencana,” ujarnya.

Pada penanganan bencana banjir tahun 2021 silam, Aisyiyah Cabang 11 Banjarmasin berperan dengan mendata warga atau rumah terdampak banjir dan mendistribusikan bantuan. “Bencana banjir yang terjadi mempererat hubungan silaturahmi warga, karena kami merasa senasib,” tutur salah seorang peserta. Sementara itu, Ibu Rahmi, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Aisyiyah Cabang 11 Banjarmasin menambahkan bahwa kegiatan ini sejalan dengan misi Aisyiyah dalam memberdayakan perempuan di berbagai bidang. “Melalui kolaborasi ini, kami ingin membekali perempuan dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk berperan aktif dalam penanganan bencana,” kata Rahmi, S.Pd., M.Pd.

Kegiatan ini mendapat apresiasi dari para peserta yang merasa bahwa penyuluhan tersebut sangat relevan dan bermanfaat, mengingat tingginya risiko bencana banjir di daerah Banjarmasin. Khususnya bencana banjir yang terjadi pada tahun 2021 silam, yang memberikan dampak cukup signifikan pada kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat pada saat itu. Kegiatan diakhiri dengan sesi diskusi interaktif, para peserta diberikan kesempatan untuk bertanya dan berbagi pengalaman terkait penanganan bencana banjir di lingkungan tempat tinggal mereka. Penyuluhan ini diharapkan dapat menjadi suatu langkah awal yang berfokus pada pemberdayaan perempuan dalam konteks penanganan bencana di masa depan.