Berita & Info

INTERNATIONAL CONFERENCE APSA DI SEISA UNIVERSITY, HAKONE (part1)

Uncategorized @id

INTERNATIONAL CONFERENCE APSA DI SEISA UNIVERSITY, HAKONE (part1)

Oleh : Annisa Irfani Rahim, Kajian Wilayah Jepang

Konferensi internasional APSA (Asia Pasific Sosiological Assosiation) tahun ini dilaksanakan tanggal 5-7 Oktober 2018 di Seisa University, Hakone-Jepang. Diikuti oleh lebih dari 100 peserta termasuk Dr. Kurniawaty Iskandar, MA dari Kajian Wilayah Jepang (KWJ), Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG), Universitas Indonesia, sebagai pembicara beserta tiga mahasiswa bimbingannya, sebagai peserta. Dr. Kurniawaty Iskandar, MA atau biasa dipanggil Ibu Dara menjadi salah satu pembicara dalam kelas paralel dengan tema Health Challenges in the Asia Pacific Region. Judul yang diusung oleh beliau adalah “International Migration of Nurses : In the Perspective of Global Value Chain, Case Study : Indonesian Nurse to Japan and Other Countries”.

Ibu Dara menjelaskan tentang bagaimana peran Indonesia menjadi supplier tenaga perawat, bagi Jepang yang berperan sebagai user melalui skema Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA). Isu yang dibahas adalah proses upgrading dan degrading perawat Indonesia ketika masuk ke skema care workers trainee di Jepang, di mana peralihan profesi ini berimplikasi memunculkan masalah berikutnya yaitu tidak tersedianya fasilitas bagi lansia setaraf Jepang dalam menerima new skill perawat yang kembali dari Jepang. Selain itu, dijelaskan juga masalah-masalah yang dihadapi oleh para perawat magang selama bekerja sebagai trainee di panti akibat kurangnya pemahaman akan budaya dan sistem yang berlaku pada institusi kesehatan di Jepang.

Tema lain yang dipresentasikan dalam kelas paralel ini yaitu, Japan’s Success and New Issues in Reduction Suicide oleh Dr. Kayako Sakisaka (Teikyou University), “Association Between Individual and Familiy in School Factor and Mental Health Problem Among Students Aged Twelve and Seventeen oleh Dr. Ha Thi Hai Le (Hanoi University) dan ; Contraseptive Behavior and Aged Different Between Partner Among Japanese Adolences oleh Dr. Masaki Mitano (Musashi University), yang dimoderatori oleh Dr. Zakia Hassen (University of Sydney) yang juga merupakan salah satu APSA eksekutif.

Dalam kesempatan ini, mahasiwa KWJ juga mendapat kesempatan bertemu dan berdiskusi dengan berbagai peneliti sosial yang berasal dari banyak negara, seperti Jepang, Australia, Rusia, Filipina, Vietnam, dan negara lainnya. Tema-tema yang dipresentasikan dalam konferensi ini pun sangat beragam, diantaranya Changes in Japanese Work-Family Policy; Housing The Poors Elder (Hong Kong); Well Educated Urban Migrant; Bounded Solidarity at The Crossroad; Segregation Treats and Prejudices Againts Imigrant in Japan; The Sosial Capital in Facebook; Islamophobia in South East Asia and East Asia; dan lain-lain.

Kelas paralel yang diikuti oleh mahasiswa KWJ yaitu kelas dengan pendekatan Gender, ethnicity and culture, migration and economi, national identity and goverment policy, dan lain-lain. Paper-paper yang dipresentasikan dalam kelas ini sangat menarik karena mengangkat kasus di berbagai negara, antara lain Filipina, Vietnam, Thailand, Indonesia, Birma, China, Jepang, Taiwan, Hong Kong, Korea, Australia, dan negara Asia Pasifik lainnya. Bagi saya tema yang menarik dalam kelas paralel ethnicity and culture yaitu tentang masyarakat Mongolia dan pernikahan transnasional Jepang dan Australia. Saya sangat menikmati dan belajar banyak hal baru dari konferensi ini.