INTERNATIONAL CONFERENCE APSA DI SEISA UNIVERSITY, HAKONE (part2)
October 7, 2018 2024-12-20 10:40INTERNATIONAL CONFERENCE APSA DI SEISA UNIVERSITY, HAKONE (part2)
Oleh Annisa Irfani Rahim, Kajian Wilayah Jepang
Salah satu kegiatan pada hari terakhir pelaksanaan konferensi internasional APSA, 7 Oktober 2018, di Universitas Seisa, Hakone, adalah seminar tentang projek-projek yang dilakukan beberapa warga negara Jepang bagi para korban bencana tsunami tahun 2011. Terdapat dua kegiatan yang dijelaskan dalam seminar ini, diantaranya proyek Lost and found yaitu kegiatan untuk membantu para korban bencana dengan membersihkan foto-foto yang hilang pada waktu tsunami dan mengembalikannya kepada para pemiliknya. Dalam proyek ini para relawan Lost and Found Project yang berasal dari seluruh Jepang berkumpul di satu kota tempat terjadinya tsunami untuk mengumpulkan foto-foto yang terbawa arus tsunami pada tahun 2011.
Salah satu anggota Lost and Found Project, Yuji Mizoguchi, hadir untuk menjelaskan proyek ini dengan menampilkan video tentang kegiatan mereka. Video tersebut menampilkan tahapan-tahapan yang dilakukan oleh para relawan. Pertama, relawan mengumpulkan foto-foto yang terkubur di antara puing-puing bangunan rumah yang hancur karena serangan tsunami. Kedua, foto-foto yang mereka temukan dicuci dengan teknik khusus supaya tidak merusak foto. Ketiga, foto-foto yang sudah bersih dan kering difoto kembali dengan kamera yang memiliki resolusi gambar yang bagus dan sebisa mungkin rapi dan jelas terlihat. Keempat, foto-foto yang sudah difoto kembali dimasukan ke komputer untuk selanjutnya diedit dan dicetak. Kelima, hasil foto yang sudah dicetak dikumpulkan di satu tempat untuk kemudian dikembalikan kepada para pemiliknya. Untuk memudahkan menemukan pemilik dari foto-foto tersebut, para ahli fotografi menyimpan data wajah dari foto-foto untuk disesuaikan dengan wajah pemilik foto yang datang.
Beberapa foto yang menjadi hasil temuan dari Lost and Found Project ini ditampilkan di salah satu ruangan di Seisa University untuk dapat diperlihatkan kepada para pembicara dan peserta konferensi internasional APSA. Selain di konferensi ini, Lost and Found Project juga diperkenalkan di negara-negara lainnya. Melalui proyek ini bagi negara Indonesia yang juga baru-baru ini menghadapi bencana gempa dan tsunami di Lombok dan Palu, menjadi pengetahuan baru, bahwa untuk membantu para korban bukan hanya dapat dilakukan melalui sumbangan materi tapi juga sumbangan moril. Proyek ini bertujuan untuk memberikan semangat bagi para korban bencana tsunami.
Proyek selanjutnya yang dijelaskan dalam seminar ini yaitu boneka kaeribina dan sarubobo. Boneka kaeribina yaitu boneka putri dan pangeran dalam pakaian Jepang. Boneka-boneka ini pertama kali dibuat oleh seorang ibu rumah tangga yang sangat ingin membantu para korban tsunami dan relawan lainnya dengan menggunakan kain kimono bekas. Kaeribina memiliki arti putri yang kembali, karena ditujukan bagi korban meninggal dalam bencana tsunami pada 2011 supaya dapat kembali ke rumah mereka. Sedangkan boneka sarubobo yang memiliki arti bayi monyet, merupakan boneka-boneka kecil berbentuk monyet yang disusun 9 buah di atas kayu kecil.
Melalui seminar ini, kita sebagai warganegara Indonesia yang juga baru-baru ini mengalami bencana gempa dan tsunami, dapat mempelajari bahwa untuk membantu para korban bukan hanya dapat dilakukan melalui sumbangan materil tetapi juga sumbangan moril.