Berita & Info

Aksi UI Peduli: Sosialisasi ‘Sadar Sampah’ Melalui Lomba Desain Poster ‘Malu Buang Sampah Sembarangan’ Bagi Siswa SD

Uncategorized @id

Aksi UI Peduli: Sosialisasi ‘Sadar Sampah’ Melalui Lomba Desain Poster ‘Malu Buang Sampah Sembarangan’ Bagi Siswa SD

Suasana Aula Kajian Wilayah Jepang, Pusat Studi Jepang Kampus UI Depok pada saat sosialisasi ‘Sadar Sampah.’

Depok (01/09/2019) Tim Pengabdian Masyarakat Prodi Kajian Wilayah Jepang, Sekolah Kajian Stratejik dan Global melaksanakan Program UI Aksi Peduli di Pusat Studi Jepang, Depok. Kegiatan dengan tajuk ‘Sadar Sampah’ hari ini mengajak anak-anak SDN 1 Pondok Cina, SDN Anyelir 1, SDN Mekarjaya 30 dan SDIT Rahmaniyah dalam lomba desain poster bertema ‘Malu Buang Sampah Sembarangan.’ Kegiatan ini merupakan kegiatan pembuka dalam rangkaian kegiatan sosialisasi ‘Sadar Sampah’ bagi anak-anak SD. Bekerja sama dengan Jakarta Osoji Club menyelenggarakan lomba desain poster dan rangkaian sosialisasi ke sekolah-sekolah dasar yang dilaksanakan pada bulan September dan Oktober 2019.

Mengawali kegiatan, Ketua Pelaksana Dr. Kurniawaty Iskandar M.A., Dosen Kajian Wilayah Jepang SKSG, atau dikenal dengan Ibu Dara menyampaikan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah sosialisasi pentingnya kesadaran pengelolaan sampah kepada murid-murid SD melalui lomba desain poster. Sosialisasi di usia dini merupakan hal penting untuk membangun karakter suatu bangsa, agar generasi muda kelak dapat menciptakan Indonesia yang lebih bersih di masa yang akan datang. Kegiatan dibuka oleh Ketua Prodi Kajian Wilayah Jepang, Bapak Dr. Mossadeq Bahri, M. Phil.

Peserta dari 4 SD di Depok meregistrasikan diri sebelum masuk ke Aula Kajian Wilayah Jepang untuk mengikuti lomba.

Ketua Jakarta Osoji Club, Faiz Muttaqin Amrulloh, menyampaikan pentingnya memilah dan mendaur ulang sampah.

Kedua sambutan tersebut kemudian diikuti oleh sambutan dari Ketua Jakarta Osoji Club, Faiz Muttaqin Amrulloh. Jakarta Osoji Club didirikan oleh Tsuyoshi Ashida, ekspatriat Jepang yang tinggal di Jakarta dan memiliki keprihatinan terhadap sampah di Jakarta. Faiz mengajak rekan-rekannya untuk melakukan aksi Petik Sampah, pertama kali dilaksanakan pada 29 April 2012 di Gelora Bung Karno, Senayan. Sejak saat itu, Jakarta Osoji Club rutin melakukan aksi Petik Sampah di Car Free Day Thamrin. 

Para orang tua dan guru pendamping pada waktu yang sama, mengikuti sosialisasi bertema ‘Sadar Sampah’ dari Jakarta Osoji Club. Faiz Muttaqin Amrulloh menjelaskan mengenai manajemen sampah di Indonesia dan pemilahan sampah organik dan non-organik. Data dari BPS menunjukkan bahwa hanya 11% penduduk Indonesia yang memilah dan memanfaatkan sampah mereka, 13% memilah dan membuang kembali sampahnya, dan 76% penduduk tidak memilah sampah mereka. Hasilnya, setiap harinya penduduk Indonesia menghasilkan 120.000 ton sampah yang memakan biaya Rp 682.500.000 per harinya untuk dikelola (data Jakarta).

Peserta berbaris untuk bersiap mencari lokasi dan mulai menggambar poster.

Maskot Jakarta Osoji Club bersama siswa-siswi SD peserta Lomba Desain Poster.

Ibu Heri Retno Indrijani, Pembina Jakarta Osoji Club membagi pengalamannya melihat manajemen sampah di Jepang dan di AEON Mall. AEON Mall menerapkan sistem manajemen sampah di masing-masing tenant, dengan menyediakan tempat sampah yang sudah dipilah. Tempat sampah yang disediakan oleh AEON Mall untuk masing-masing tenant juga menjaga agar sampah tidak berbau.

Pembina Jakarta Osoji Club, Ibu Heri Retno Indrijani, berbagi pengalamannya tentang manajemen sampah di Jepang dan di AEON Mall Jakarta Garden City.

Diskusi banyak berpusat pada bahasan mengenai sampah organik. Para ibu banyak bertanya mengenai cara efektif untuk mendaur ulang sampah organik agar tidak berbau, juga bagaimana mendaur ulang sampah organik menjadi kompos di lingkungan rumah kecil yang tidak memiliki halaman. Video mengenai bagaimana cara membuat biopori di halaman rumah dengan media tanah, dan bagaimana membuat biopori di rumah yang tidak memiliki media tanah diperlihatkan oleh Osoji Club. Biopori biasanya dibuat dengan menggali lubang dengan diameter 10-30 cm, dan kedalaman 100 cm. Lubang tersebut kemudian dimasukkan pipa yang telah dilubangi sebagai wadah sampah organik. Selanjutnya, sampah organik dapat dibuang ke dalam lubang secara berkala. Bila lubang telah penuh, diamkan selama tiga bulan agar sampah di dalamnya dapat menjadi pupuk kompos. Kita dapat membuat lubang lain dengan jarak 50-100 cm. Bila halaman rumah tidak memiliki media tanah, biopori dapat dibuat dengan melubangi semen di undakan depan rumah, atau lokasi lainnya.

Dari kanan ke kiri: Ketua Jakarta Osoji Club, Faiz Muttaqin Amrulloh; Pembina Jakarta Osoji Club, Ibu Heri Retno Indrijani; Peraih Juara 1, Khaira Zintania Putri; Peraih Juara 2, Sabrina Ali Syahputri; Peraih Juara 3, Jeremy John Kravitz; Ketua Pelaksana, Dr. Kurniawaty Iskandar, M.A.

Antuasiasme dari para orang tua dan guru menunjukkan bahwa sesungguhnya, masyarakat juga ingin aktif melakukan manajemen sampah dalam kehidupan sehari-harinya. Hanya saja, informasi dan penyuluhan mengenai topik terkait tidak banyak sehingga banyak masyarakat tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Pemenang  desain lomba poster adalah sebagai berikut: Juara favorit masing-masing diraih oleh Fathan Azka Rahman dari SDN Pondok Cina 1, Fezya Shafiya dari SDN Anyelir 1, Haura Ainun Mahya dari SDN Mekarjaya 30, dan Nabilah Ayu dari SDIT Rahmaniyah. Juara 3 diraih oleh Jeremy John Kravitz dari SDN Mekarjaya 30. Juara 2 Sabrina Ali Syahputri dari SDN Mekarjaya 30. Dan Juara 1 Khaira Zintania Putri dari SDIT Rahmaniyah.

(red: Bintang/Tyas; photo:Chairunnisa/Herjanti)

 

 

 


[ngg src=”galleries” ids=”23″ exclusions=”1589,1590,1591,1592,1593″ display=”basic_thumbnail” override_thumbnail_settings=”1″ thumbnail_width=”160″ thumbnail_height=”120″ show_slideshow_link=”0″]