Berita & Info

’’Kemerdekaan yang Tersisa: Melihat Kembali Sejarah 1945-1949’’ – Kajian Ketahanan Nasional

Berita

’’Kemerdekaan yang Tersisa: Melihat Kembali Sejarah 1945-1949’’ – Kajian Ketahanan Nasional

Program Studi Kajian Ketahanan Nasional, Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia
(Kampus Salemba, 16 Agustus 2019)

Berdasarkan sejarah resmi Republik Indonesia bahwa kemerdekaan Indonesia terjadi pada 17 Agustus 1945 yang kemudian diikuti oleh pengakuan dari negara-negara Islam di Timur Tengah seperti Mesir, Libanon, Irak dan anggota Liga Arab lainnya. Namun demikian deklarasi kemerdekaan Indonesia tidak serta merta diakui oleh Belanda. Reaksi Belanda berdampak pada lambannya proses pengakuan kemerdekaan Indonesia oleh negara-negara Eropa. Selain itu pasca pengumuman kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945 masih terjadi upaya pengambil alihan wilayah oleh pemerintah Belanda yang mengakibatkan konflik bersenjata.

Selanjutnya, pada masa modern masih terdapat perdebatan seputar perisitiwa sejarah antara 1945 hingga 1949. Sejumlah kajian muncul terkait periode tersebut baik yang dilakukan oleh sarjana Indonesia maupun sarjana Belanda.

Guna menyambut ulang tahun kemerdekaan Indonesia ke-74 dan mencari tahu secara mendalam konteks sejarah Indonesia 1945-1949 maka Program Studi Ketahanan Nasional, Sekolah Kajian Stratejik dan Global merasa perlu melakukan kajian mendalam dalam bentuk Focus Group Discussion yang melibatkan para akademisi dan pakar yang kompeten untuk membahas isu tersebut.

Dalam FGD yang dihadiri perwakilan dosen UI, pihak kementerian, serta lembaga swadaya masyarakat tersebut muncul sejumlah isu menarik meliputi adanya upaya Belanda untuk merekonstruksi sejarah masa lalu agar posisinya tidak dianggap sebagai penjahat perang. Belanda pernah mengklaim Republik Indonesia belum ada saat Belanda menjajah wilayah Indonesia. Dalam kesempatan lain Belanda pernah merayakan hari raya VOC namun tidak ada protes dari pemerintah Indonesia hal ini disampaikan oleh Dr. Muhammad Iskandar selaku Pengamat Sejarah dari Fakultas Ilmu Budaya UI.

Indonesia perlu meminta duta besar di Belanda untuk menyatakan kepada Belanda tentang kemerdekaan Indonesia tahun 1945, jika kita menerima uang dari Belanda sebagai syarat kita mengakui bahwa kekerasan yg dilakukan belanda kita terima seharusnya itu tidak dilakukan dan jika kita menerima uang atas dasar kejahatan perang belanda maka harus dituntut.

Guna mengisi kemerdekaan Indonesia, semua potensi harus dimaksimalkan. Dr. Wawan Purwanto selaku pembicara mewakili Badan Intelijen Negara menyebut potensi-potensi yang membuat khawatir negara Eropa termasuk Belanda terutama urusan minyak sawit. Teknologi Indonesia sudah lebih baik sehingga prestasi di dunia internasional pun sering diraih oleh anak anak muda indonesia. Tantangan kedepan adalah perang modern berupa perang candu, peredaran narkoba sudah menyentuh anak-anak sekolah bahkan dari jenjang TK sudah dibagikan secara gratis. Jika ini dibiarkan akan sangat bahaya karena kita dicoba dibunuh dari tunasnya bukan lagi remaja yang menjadi tergetnya. Indonesia saat ini mendapat banyak ancaman dari sisi ideologi, ekonomi, politik dan kebudayaan.