Berita & Info

Menteri Luar Negeri Slovakia (1991 – 1992) Memberikan Public Lecture di Program Studi Kajian Wilayah Eropa

Uncategorized @id

Menteri Luar Negeri Slovakia (1991 – 1992) Memberikan Public Lecture di Program Studi Kajian Wilayah Eropa

Program Studi Kajian Wilayah Eropa, Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (UI) bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Bratislava dan European Partnership and Research Center (EPRC) menghadirkan mantan Menlu Slowakia Mr. Pavol Demes dalam Public Lecture yang bertajuk “Dilemmas of European Union: The Slovak Perspective” pada 20 April 2018.

Acara Public Lecture yang diadakan di Gedung IASTH lantai 4 Kampus UI Salemba ini didukung oleh Kementerian Luar Negeri RI dan Kementerian Agama RI. Pavol Dames merupakan pakar hubungan internasional dan tokoh demokrasi. Karirnya di pemerintahan Slovak dimulai sejak tahun 1989. Sebelum menjadi Menteri Luar Negeri Slovak, Pavol Dames berkarir di Kementerian Pendidikan Slovak. Saat ini ia merupakan non-resident senior fellow di the German Marshall Fund of the United States based in Bratislava dan penasihat eksternal untuk Menteri Luar Negeri dan Hubungan Eropa Slovak. Direktur Sekolah Kajian Stratejik dan Global, Dr. Muhammad Luthfi Zuhdi membuka kuliah umum.

Pavol Dames memiliki program khusus di internet TV (tablet.tv) agensi pers Slovak pada segmen Hubungan Internasional dan Diplomasi. Demeš juga terlibat dalam beberapa Lembaga non-profit domestik dan internasional ,diantaranya adalah: the European Foundation Center, European Cultural Foundation, European Council on Foreign Relations, National Czech dan Slovak Library and Museum, USA.

Berkenaan dengan Public Lecture ini, Dames memaparkan mengenai perspektif Slovak terhadap Uni Eropa. Setelah merdeka dan memisahkan diri pada tahun 1993, Slovakia secara resmi diterima sebagai anggota Uni Eropa pada tahun 2004. Slovakia telah menjadi anggota Uni Eropa yang cukup berhasil dalam memanfaatkan berbagai kerangka kerjasama yang ada di dalamnya, termasuk bergabungnya Slovakia dengan Eurozone dan Schengen. Slovakia hingga saat ini bahkan menjadi satu-satunya negara Visegrad (Eropa Tengah) yang telah menggunakan Euro sebagai mata uangnya.

Namun, menurut Pavel, EU saat ini sedang menghadapi beberapa tantangan yang datang baik dari internal maupun eksternal negara-negara EU. Salah satu isu klasik yang tak kunjung dapat diselesaikan adalah isu imigran. Bahkan, pavel menyinggung Jerman sebagai salah satu negara besar dan memiliki kewenangan yang lebih di EU belum mampu menyelesaikan masalah tersebut. Seiiring berlangsungnya krisis imigran, EU juga menghadapi masalah dengan United Kingdom yang akan segera meninggalkan integrase negara-negara Eropa tersebut.

 

Isu lain yang menjadi topik pembahasan mengenai dilemma EU adalah masalah keberagaman budaya yang ada di Eropa. Negara-negara Eropa harus mengeluarkan ekstra biaya untuk menerjemahkan beberapa dokumen dari negara-negara yang tidak menggunakan Bahasa Inggris. Namun saat ini EU dan negara-negara yang tergabung sedang berupaya untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. (Deni F.)