Berita & Info

Future of Kashmir Issue and Its Strategic Implications Ambassadorial Public Lecture

Uncategorized @id

Future of Kashmir Issue and Its Strategic Implications Ambassadorial Public Lecture

Jumat, 2 November 2018. Bertempat di kampus UI Salemba, Islamic and Middle Eastern Research Center (IMERC), yang berada dibawah naungan Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia, bekerja sama dengan Kedutaan Besar Pakistan mengadakan kuliah umum dengan tema Future of Kashmir Issue and Its Strategic Implications. Acara dihadiri oleh 176 akademisi dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di wilayah Jabodetabek. Kuliah umum kali ini mengundang Duta Besar Pakistan, Abdul Salik Khan, sebagai salah satu pembicara. Dubes Pakistan beserta rombongan disambut oleh direktur SKSG UI, Dr. Muhammad Luthdi dan direktur IMERC, Drs. Nur Munir, MTS, MAJS.

Acara dibuka dengan sambutan oleh Dr. Luthfi selaku direktur SKSG UI. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa Indonesia dan Pakistan memiliki hubungan baik. Setidaknya ada kurang lebih 2000 mahasiswa Indonesia yang menempuh pendidikan di Pakistan. Dr. Luthfi juga berpesan agar peserta kuliah umum dapat lebih bijak dalam menanggapi isu terkait Kashmir. Isu Kashmir sendiri merupakan isu sensitif yang sangat rentan untuk digunakan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Para akademisi diharap agar dapat menganalisa secara cermat dan menjadi penengah demi mencapai penyelesaian terbaik bagi masalah Kashmir. Dr. Luthfi juga berharap agar konflik Kashmir dapat diselesaikan dengan baik demi tercapainya kedamaian internasional.

Kuliah umum yang diselenggarakan di Gedung IASTH Lantai 3, Kampus UI Salemba tersebut menghadirkan 3 pembicara yaitu Duta Besar Pakistan, Abdul Salik Khan, didampingi, Kolonel Khuram Shabbir selaku Atase Pertahanan Pakistan, dan Drs. Zahir Khan, SH., Dipl., TEFL selaku ketua umum Forum Solidaritas Kashmir. Kuliah umum yang dipandu oleh moderator Nur Munir ini digagas untuk memberikan pemahaman mengenai isu Kashmir serta diharapkan dapat menjadi dukungan moril bagi penduduk Kashmir.

Dubes Pakistan, Abdul Salik Khan, dalam materinya memberikan penjelasan singkat mengenai sejarah Kashmir. Wilayah Kashmir dikenal dengan keindahan alamnya. Kashmir didominasi oleh penduduk muslim sebanyak 78% dan penduduk hindu sebesar 19%. Isu Kashmir disebut sebagai isu terlama yang menjadi perselisihan dalam meja perundingan PBB. Sejak tahun 1947, tercatat 80 ribu orang menjadi korban meninggal dan lebih dari 10 juta orang mengalami luka fisik. Konflik Kashmir bermula dari konflik Partisi antara pemerintah India dan Pakistan pasca lepas dari koloni Inggris. Sampai saat ini, isu Kashmir masih disebut sebagai unfinished agenda yang melibatkan Pakistan dan India. Dalam materinya, Dubes Pakistan juga menekankan bahwa penyelesaian isu ini berada ditangan PBB untuk memfasilitasi aspirasi masyarakat Kashmir untuk dapat menentukan pilihan bergabung dengan Pakistan atau India. Beliau juga berharap agar Indonesia bisa ikut membantu penyelesaian isu Kashmir seperti Indonesia membantu dalam isu Palestina-Israel.

Pembicara kedua, Drs. Zahir Khan, SH., Dipl., TEFL selaku ketua umum Forum Solidaritas Kashmir mengingatkan bahwa isu Kashmir merupakan isu kemanusiaan yang melibatkan konflik antara kelompok Muslim dan kelompok Hindu. Beliau juga menekankan bahwa Indonesia dan Pakistan telah menjalin hubungan baik sejak lama. Tentara Pakistan berperan membantu Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Beliau berharap Indonesia dapat berperan aktif dalam menjaga perdamaian dunia, seperti yang tertuang dalam pembukaan UUD.

Pembicara ketiga, Kolonel Khuram Shabbir selaku Atase Pertahanan Pakistan memberikan materi dari sudut pandang militer. Menurut beliau, wilayah Kashmir yang diduduki India lebih kecil dari pulau Kalimantan, namun jumlah tantara India yang berada di Kashmir justru lebih banyak dari jumlah tantara Indonesia seluruhnya. Beliau mengingatkan bahwa sebagai akademisi, mahasiswa di Indonesia berhak mengetahui kebenaran mengenai isu Kashmir.  Kolonel Khuram juga menyampaikan harapannya kepada para pemuda agar bisa menjadi agen perdamaian, baik di Indonesia maupun dalam kancah internasional.

Melalui kuliah umum Future of Kashmir Issue and Its Strategic Implications, Universitas Indonesia ingin menekankan bahwa komitmen Indonesia terhadap isu Kashmir telah jelas rujukannnya dalam konstitusi Undang Undang Dasar 1945, bahwa penjajahan diatas dunia harus dihapuskan. Sebagai akademisi, para mahasiswa juga diharapkan untuk selalu bersikap kritis terhadap isu-isu dunia internasional.

SKSG melalui Kajian Timur Tengah dan Islam (KTTI) dan 8 Program Studi lainnya, serta UKK seperti IMERC memiliki berbagai aktifitas rutin berupa seminar, penelitian, konferensi, publikasi, dan kegiatan akademik lainnya yang bertujuan untuk memberikan dukungan moril terhadap berbagai konflik internasional, dalam hal ini isu Kashmir. SKSG juga diharapkan dapat terus berperan sebagai lembaga riset yang dapat memberikan kontribusi nyata bagi perdamaian internasional.

Red. Adhe Rizki Mulkiana (NPM1706129473)