Diskusi Isu Turki dengan Peneliti SETA Foundation, Turki
October 28, 2018 2024-12-20 10:40Diskusi Isu Turki dengan Peneliti SETA Foundation, Turki
Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Program Studi Kajian Wilayah Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia mengadakan Diskusi terbatas untuk civitas akademi SKSG UI pada Sabtu (27/10) dengan menyelenggarakan Mini Discussion bersama Prof. Muhittin Ataman yang juga menjadi keynote speaker pada acara konferensi internasional Jum’at (26/10) lalu. Prof. Ataman adalah peneliti di Foundation for Political Economic and Sosial Research (Turki: Siyaset, Ekonomi ve Toplum Araştırmaları Vakfı, SETA), Ankara, yang berfokus pada Hubungan Internasional Turki serta politik dan Ekonomi di kawasan Timur Tengah dan Teluk. Sebelumnya, Prof. Ataman sudah membahas isu terkait upaya Turki menghadapi terorisme dan kebijakan politik luar negeri Turki di masa kepemimpinan partai AKP di ICSGS ke-dua.
Bertempat di ruang rapat gedung SKSG lantai 2, acara yang dihadiri oleh dosen, ketua Islam and Middle East Research Center (IMERC) SKSG, dan mahasiswa Pascasarjana dari SKSG UI ini dimulai pada pukul 8 hingga 12 siang. Sandy Angga, mahasiswa Kajian Timur Tengah dan Islam yang pernah menempuh Pendidikan sarjana di Turki menjadi moderator pada diskusi kali ini. Diskusi terbatas membahas isu terkini yang terjadi di Turki.
Sebelum diskusi dimulai, Prof. Ataman memberikan kesempatan kepada seluruh peserta diskusi untuk menjelaskan isu yang ingin mereka tanyakan terkait Turki. Sehingga seluruh pertanyaan bisa terangkum dari isu sentral dan lainnya, yang kemudian didiskusikan lebih lanjut. Tema-tema yang berhasil diangkat dalam acara ini adalah politik, hubungan internasional, agama, energi, perempuan, terorisme dan budaya di Turki. Prof. Ataman berusaha menjawab semua pertanyaan dari para peserta diskusi terkait Turki dengan jelas.
Gagasan kesetaraan di Turki dilakukan oleh pemerintah melalui beberapa kebijakan untuk memberdayakan perempuan. Kini terdapat dua perempuan yang menjabat sebagai menteri dan lainnya berada di posisi lain dalam pemerintah. “We do reform from above,” tegas Prof. Ataman. Demikian pernyataannya mengenai reformasi pemerintahan di Turki. Hal lain yang dibahas adalah tokoh spiritual Turki, Said Nursi terkait pertanyaan salah satu mahasiswa.
Ia pun turut menjelaskan bahwa isu terorisme di Turki terbagi menjadi dua, yaitu kelompok yang berangkat dari ideologi agama dan etnis. Beberapa hal dilakukan oleh pemerintah untuk menangkal terorisme, salah satunya adalah dengan membangun infrastruktur di daerah perbatasan Turki dan Suriah untuk mencegah perekrutan anggota oleh teroris golongan etnis, PKK. Selain itu Turki juga mulai memeratakan pembangunan infrastruktur dan fasilitas di seluruh Turki.Hal tersebut ternyata berhasil mengurangi angka rekrutmen hingga 90 persen per 2018. Kelompok lain muncul adalah salafi-jihadi yang mulai menyebarkan paham radikalisme di Turki.
Mini Discussion ini ditutup dengan sesi poto bersama di depan Gedung SKSG.
Oleh: Dhita Ayomi