Psikologi Sosial: Pola Umum Pelaku Teror
May 31, 2019 2024-12-20 10:40Psikologi Sosial: Pola Umum Pelaku Teror
Menutup semester gasal, mahasiswa Program Studi Kajian Terorisme SKSG UI mengeluarkan sebuah publikasi info grafis. Publikasi tersebut merupakan hasil akhir kompilasi tugas seluruh kelompok mahasiswa untuk menganalisis data 18 mantan narapidana terorisme di Indonesia dalam mata kuliah Psikologi Sosial Terorisme yang diampu oleh Dr. Eko Aditya Meinarno, S.Psi., M.Si. Data dana 18 nama narapidana terorisme yang dianalisis menjadi info grafis tersebut sengaja tidak dipublikasikan sebagai bentuk etika akademis. Info grafis yang diberi judul Akar Terorisme tersebut merupakan tinjauan psikologi sosial dalam memandang pola umum yang tercermin dari data yang ada. Dikarenakan keterbatasan data, publikasi ini memang tidak mencerminkan legitimasi akhir seseorang terlibat dalam terorisme, adapun yang ditonjolkan dalam publikasi ini adalah proses seorang individu sampai pada radikalisme yang menjadi jembatan pada tindakan terorisme.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut tergambar beberapa pola umum individu terlibat radikalisme. Pola paling umum ialah pentingnya pola asuh, secara otomatis juga menandakan pentingnya usia anak-anak, remaja, dan juga pentingnya keberadaan serta peranan institusi keluarga. Keluarga yang gagal menjadi media internalisasi nilai yang baik terlebih lagi bahkan terpecah dan tidak harmonis cenderung mengantarkan individu mencari kelompok sosial lain sebagai saluran mendapat penghargaan, kasih sayang, afeksi, atau juga pencarian role model. Institusi keluarga juga kemudian dipengaruhi oleh konsep deprivasi relatif yaitu konsep rasa ketidakpuasan dan ketidakadilan yang terjadi disebabkan oleh tidak tercapainya suatu harapan diri. Komponen deprivasi relatif yang memainkan pengaruh bagi 10 dari 18 mantan narapidana terorisme tersebut dibentuk oleh komponen konstruksi sosial, pada fase ini kemiskinan dan ketimpangan yang nyata memberi pengaruh yang cukup berarti, ditambah lagi dengan pengaruh media yang mempertajam berbagai masalah sosial yang ada sehingga individu yang sudah berasal dari ekonomi menengah ke bawah akan dipengaruhi oleh sebuah konsep kemarahan dan kemudian melegitimasi sebuah bentuk musuh, umumnya penguasa dalam konteks ketertindasan.
Yang menarik dalam hasil penelitian ini adalah posisi edukasi dan tingkat pendidikan individu dan relasinya terhadap individu menuju radikalisme. Kerap kali institusi pendidikan justru menjadi wahana individu mengakses radikalisme dengan menemukan kelompok yang mendukung paham-paham tertentu atau bahkan dalam salah satu kasus mengantarkan akses menjadi foreign terrorist fighter di Afganistan. Sayangnya fenomena radikalisme-terorisme dewasa ini tidak lagi ditandai dengan tingkat pendidikan yang rendah, artinya terdapat berbagai pertanyaan tersisa tentang kurikulum pendidikan kita dalam menyikapi tumbuh kembang radikalisme. Terdapat kecenderungan institusi pendidikan yang berfokus pada pencapaian akademis yang berkaitan dengan formalitas dan mengesampingkan pentingnya pendidikan sebagai intervensi sosial karakter, kebangsaan, dan kecakapan hidup. Oleh sebab itu kerap kali individu dengan pendidikan tinggi sekalipun terpapar radikalisme disebabkan oleh tercabutnya pemahaman diri pada konteks sosial, historis, dan kultural dari masyarakatnya. Tentunya fenomena semacam ini membuka ruang baru untuk dijadikan sebuah penelitian. Berdasarkan pola umum di atas seseorang masih menjalani proses tertentu untuk sampai pada potensi terorisme, seperti yang dirumuskan Guru Besar Psikologi Georgetown University Fathali Moghaddam dalam tulisannya yang berjudul Staircase to Terrorism: A Psychological Exploration.
Adapun tujuan akhir dibuatnya publikasi ini adalah sebagai bentuk kontribusi Kajian Terorisme UI terhadap usaha penanggulangan terorisme di Indonesia. Tentunya untuk dapat merumuskan sebuah program penanggulangan radikalisme/terorisme terlebih dahulu akar persoalan dan saluran-saluran legitimasi radikalisme menuju terorisme mesti dikuasai dan dipahami secara menyeluruh dan berdasarkan sebuah naskah akademik. Inisiatif publikasi ini juga merupakan usaha dan bentuk tanggung jawab Universitas Indonesia sebagai lembaga pendidikan tinggi dan penelitian yang luarannya diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat luas. Selain itu jangka waktu satu semester bagi mahasiswa yang mempersiapkan publikasi ini diharapkan menjadi nilai tambah agar dapat menjadi lulusan yang memiliki daya saing dan dapat mengimplementasikan ilmu pengetahuan secara nyata dalam bidang keahliannya.
(red: Prakoso Permono)