SKSG UI dengan Amnesty Internasional Gelar Seminar Internasional “50 Years of Israeli’s Occupation On Palestinian Territories
December 11, 2017 2024-12-20 10:40SKSG UI dengan Amnesty Internasional Gelar Seminar Internasional “50 Years of Israeli’s Occupation On Palestinian Territories
SKSG UI dengan Amnesty Internasional Gelar Seminar Internasional “50 Years of Israeli’s Occupation On Palestinian Territories
Jakarta, 1 November 2017- Dalam rangka peringatan 50 tahun pendudukan Israel atas Palestina di wilayah OPT, Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia bekerjasama dengan Amnesty International menyelenggarakan Seminar internasional yang bertajuk “50 Years of Israeli’s Occupation On Palestinian Territories ”.
Acara dibuka dengan sambutan oleh Usman Hamid selaku Direktur Amnesty International di Indonesia. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa Indonesia walaupun secara resmi tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel namun harus memastikan forum yang terjalin antara Indonesia dan Israel terus berlanjut dan membawa agenda-agenda HAM pada pertemuan berikutnya”. Kerja sama dengan SKSG ini terjalin karena di dalam SKSG terdapat Program Studi dan Pusat Riset yang mempelajari studi kawasan Timur Tengah.
Pembicara Kunci dari Kementerian Luar Negeri, pada kesempatan ini diwakili oleh Dr. Desra Percaya, Direktur Jenderal Asia Pasific and Afrika. Beliau mengawali dengan sambutan salam dan dilanjutkan dengan memberikan kuis dalam 30 detik tentang seputar Palestina. Hubungan RI terhadap Kedaulatan Palestina diantaranya adalah RI mendukung penguatan kapasitas Bangsa Palestina sejak 2008 hingga sekarang. RI tengah finalisasi pembebasan bea impor untuk produk Palestina guna penguatan ekonomi Palestina. Dukungan akar rumput adalah fasilitasi forum dialog antara warga dan Palestina, dorong Palestina lebih kedepankan gerakan damai.
Dalam kesempatan ini, hadir pula H.E. Taher Ibrahim Abdullah Hamad, Kuasa Usaha Kedubes Palestina di Indonesia.
Dr. Muhammad Lutfi, Direktur SKSG (Sekolah Kajian Stratejik dan Global) dalam sambutannya memaparkan tentang kondisi di Palestina. Beliau menyampaikan terima kasih atas kerja sama dengan Kedutaan Besar Palestina dan Amnesty Internasional. Beliau juga memberikan gagasan agar ke depannya Indonesia memberikan perhatian kepada Palestina, sehingga hal itu akan memberikan makna yang lebih penting untuk kita semua. Langkah yang dilakukan diantaranya adalah mengingatkan kembali kepada dunia tentang pentingnya kemerdekaan Palestina.
Pentingnya Palestina penting bagi Indonesia adalah jika kita sedikit tarik ke belakang, kita memahami bahwa ketika Indonesia merdeka, dukungan pertama yang dating adalah dari Palestina. Pada poin ini kita tergolong dengan adanya pengakuan dari tokoh-tokoh Timur Tengah, sehingga Negara Indonesia bisa berdaulat.
“Ketika Bapak Proklamator kita membacakan Proklamasi Kemerdekaan RI, telah berkomitmen dan statemen kuat untuk menghapuskan penjajah di atas dunia, dan Israel adalah negara penjajah, hal ini juga sesuai dengan Pembukaan UU 1945, Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikeadilan, hal ini sesuai dengan pembukaan UU kita” Imbuhnya
Sukamta, Ph.D, Anggota Komisi I DPR RI, dan Ketua Bidang Pembinaan dan Pengembangan Luar Negeri DPP PKS dalam penyampaiannya yang bertema “Menuju Palestina Merdeka” memaparkan peran Indonesia dalam upaya agar Palestina bisa merdeka, salah satunya mendesak Dewan Keamanan PBB mempertanyakan pendudukan ilegal Israel. Lina Fattom, peneliti dari Amnesty Internasional untuk Palestina menyampaikan tentang peran Indonesia dalam mendesak Israel menghentikan segala bentuk pelanggaran HAM di Palestina, Lina menyebutkan bahwa posisi Indonesia sebagai negara muslim terbesar sangat penting dalam peran di Palestina. Senada dengan Lina, Prof. Makarim Wibisono, Ph.D. juga mengatakan bahwa komunitas internasional harus fokus terhadap hak-hak penduduk Palestina. “Dukungan masyarakat internasional sebaiknya fokus pada hak-hak penduduk di Palestina, yang hidup di bawah pendudukan di Yerusalem Timur, dan bagaimana perlindungan mereka“ kata Makarim.
Acara ini tentunya bertujuan untuk memperingati 50 tahun pendudukan Israel atas Palestina di wilayah OPT dan membangun serta menguatkan kembali dalam hal silaturrahim. Karena sampai saat ini hak-hak dasar warga Palestina yang tinggal di wilayah yang diduduki oleh Israel sangat dibatasi. Dalam kurun waktu 50 tahun pendudukan oleh Israel, sebanyak 600 ribu warga Israel telah berpindah ke wilayah okupasi. Seminar ini berlangsung sampai dengan pukul 16.30 diakhiri dengan foto bersama dan penyerahan kenang-kenangan dari pihak Amnesty Internasional yang bekerjasama dengan SKSG UI.