Berita & Info

Talkshow Peran SKSG dalam kaitannya dengan peningkatan UMKM Indonesia di dalam dan luar Negeri

ArtBeritaPengabdian Masyarakat

Talkshow Peran SKSG dalam kaitannya dengan peningkatan UMKM Indonesia di dalam dan luar Negeri

Penyerahan Plakat oleh Direktur SKSG Kepada Iwan Henry Wardhana, M.Si., CBA (Ketua Alumni KPP SKSG, Kepala Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jakarta Timur, dan Desainer Indonesia Amron Paul (KuKa Foundation)

ASIK (Anjungan Sentra Indonesia Kreatif) merupakan kegiatan Pengabdian Masyarakat Program Studi Kajian Pengembangan Perkotaan Universitas Indonesia (KPP) Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (SKSG-UI) diselenggarakan selama tanggal 24-29 September 2019. Salah satu kegiatannya adalah menyelenggarakan talkshow mengenai UMKM.
Bertempat di lantai UG Sarinah Jl. Thamrin, pada tanggal 24 September 2019, diselenggarakan Talkshow dengan tema Peran SKSG dalam Kaitannya dengan Peningkatan UMKM Indonesia di dalam dan luar negeri.
Menghadirkan Dr. Muhammad Luthfi Zuhdi (Direktur Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG)), Iwan Henry Wardhana, M.Si., CBA (Ketua Alumni KPP SKSG, Kepala Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jakarta Timur, dan Desainer Indonesia Amron Paul (KuKa Foundation). Dr. Chotib (Ketua Program Studi Kajian Pengembangan Perkotaan SKSG (KPP SKSG)) sebagai moderator.

Sebagai pengantar, Direktur SKSG menyampaikan bahwa Budaya Indonesia memiliki ciri yg hebat karena produk Indonesia sulit untuk diproduksi secara masal, atau sulit digandakan seperti batik Banyumas, Bali, dll yang memiliki ciri istimewa. Pemerintah Daerah harus jeli, produksi kita yang sulit ditiru ini harus kita kembangkan dan menjaga kualitas agar tidak dimanfaatkan oleh negara lain.

Kasudin Budaya dan Pariwisata Kota Jakarta Timur, Iwan Henry Wardana, Alumni KPP UI angkatan pertama, menjelaskan program kerja di Walikota Jakarta Timur merupakan aplikasi dari pengembangan dan wawasan keilmuan yang didapat dari studi Pengembangan Perkotaan di UI. Bukan saja mempelajari mengenai planologi dan lingkungan, namun juga dapat mengembangkan heritage pariwisata. Pembangunan di Jakarta Timur tidak menitikberatkan pada pusat perbelanjaan/mall. Pusat Perbelanjaan bukan acuan utama dalam bisnis kepariwisataan. Jakarta Timur berkonsentrasi pada budaya local. Condet, Kramat Jati adalah kantong-kantong daerah yang memiliki kreatifitas seni yang besar. Bila daerah pariwisata berkembang, maka muncul jentik-jentik pariwisata seperti kecap Condet, batik Condet, dodol Condet, dan juga Pencak Silat di Jakarta Timur yang memiliki kekhasan tersendiri.
Penyuluhan kepada masyarakat agar sadar wisata adalah melalui edukasi program wisata wajib kunjung museum.
Amron Paul sebagai desainer memahami bahwa konsep yang saat ini digemari adalah sustainability, socially, ethically. Ketika membuat produksi, bahan-bahan yang dipilih adalah barang yang ramah lingkungan. Kemudian konsep proses produksi ini perlu diedukasi/ diceritakan kepada khalayak agar dapat menarik pasar. Dengan kita bercerita, akan menambah nilai dari barang tersebut.

(red:Humas SKSG UI)

[ngg src=”galleries” ids=”21″ display=”basic_thumbnail” override_thumbnail_settings=”1″ thumbnail_width=”160″ thumbnail_height=”120″ number_of_columns=”4″ show_slideshow_link=”0″]